Pdt. Marianus T. Waang
Dalam edisi
November 2014 , Maret & Juni 2015,
kita telah membahas siapa gereja itu, di mana tempat tinggalnya dan apa ciri-cirinya.
Gereja bukanlah LSM, melainkan tubuh Kristus, rumah rohani, imamat yang kudus
dan rajani, bangsa yang terpilih dan kudus milik Allah.
Kita juga
telah melihat bahwa gereja memiliki dua kewargaan: sorga dan dunia. Dan untuk
sementara, tempat domisili gereja adalah dunia ini. Karena itu fokus gereja
haruslah bukan dunia ini dengan segala kesemarakannya melainkan sorga – rumah
Bapa! Gereja adalah ORANG PERJALANAN! Sebagai orang perjalan alias musafir,
gereja perlu mengenali jati dirinya. Dunia lihai bermanipulasi! Yang asli dan
paslu sulit dibedakan. Gereja sejati harus mampu mengenali dirinya agar tidak
hanyut dalam propaganda serigala-serigala berbulu domba! Karena ada gereja
‘yang telah begitu merosot, sehingga bukan lagi Gereja Kristus, melainkan
Jemaah iblis (Pengakuan Iman Westminster (PIW) XXV, 5; Why 18:2; Rm. 11:18-22).
Ringkasnya:
gereja adalah milik Tuhan dan warga Kerajaan Sorga, yang untuk sementara waktu
berdomisili di dunia ini.
Masih
tentang Gereja, kali ini pokok kita adalah apa tugasnya: apa tujuan kehadiran
Gereja milik Tuhan dalam dunia, tempat tinggalnya yang sementara, ini.
Menurut
Katekismus Jenewa (1542) dan Katekismus Westminster Besar (Oktober 1647) dan Kecil
(November 1647) tujuan utama dan terutama dari manusia adalah mengenal Allah,
memuliakan Dia dan bersukacita di dalam Dia selama-lamanya.
Ini adalah
tujuan utama dan terutama semua
manusia, tanpa kecuali! Dan untuk mencapai tujuan itu, Allah telah menguduskan
atau memisahkan orang-orang tertentu dalam satu kelompok. Itulah gereja, para
pengikut Kristus! Allah telah menjadikan gereja mitra kerja-Nya, agar bumi
penuh dengan orang-orang yang mengenal-Nya, memuliakan dan bersukacita di dalam
Dia. Allah menghadirkan gereja di dalam dunia dengan tujuan-tujuan berikut:
1)
Melayani Allah:
Menyembah Allah
Menyembah
Allah adalah tujuan
gereja yang pertama: ‘... dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu’
(Kol. 3:16; bdk. Ef. 5:19). Allah telah menentukan kita di dalam Kristus untuk
‘menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya’ (Ef.1:12). Menyembah dan memuliakan
Allah adalah tujuan utama dari gereja.
Itulah wujud kasih gereja kepada Allah, yang oleh Yesus disebut dengan hukum
yang terutama dan pertama (Mat. 22:37-38). Karena itu
Paulus menasihati kita untuk mempergunakan waktu yang ada (Ef.5:16), supaya
kita penuh dengan Roh (Ef.5:18), ‘bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan
segenap hati’ (Ef.5:19;
lihat juga ayat-ayat lain, seperti Rm.12:1; Rm.15:5-6; 1 Kor.10:31;
Ef.1:6,12,14; 1 Pt.2:9; 2:11).
Dalam PIW XXI, 1 kita membaca: ‘Terang
kodrati memperlihatkan bahwa ada satu Allah, yang berkuasa sebagai Tuhan dan
berdaulat atas segala sesuatu. Dia baik, dan berbuat baik kepada segala
sesuatu. Oleh karena itu, Dia harus disegani, dikasihi, dipuji, diseru,
dipercayai, dan dilayani dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan
segenap kekuatan.’
Kemudian dalam artikel 2-8 PIW dijelaskan beberapa hal yang penting jika gereja mau
menyembah Allah sesuai dengan kehendak-Nya: (1) Penyembahan itu hanya boleh
ditujukan kepada Allah Tritunggal, dengan Kristus sebagai Pengantara. (2) Doa
dan pengucapan syukur harus dilakukan dalam nama Anak, dengan pertolongan
Roh-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya, bagi semua perkara yang sah dan bagi semua
jenis orang (tetapi bukan bagi orang mati!). (3) Pembacaan dan pemberitaan
Firman Allah, bernyanyi, pelayanan sakramen. (4) Tempat ibadah tidak penting;
Allah harus disembah di setiap tempat, dalam Roh dan kebenaran. (5) Termasuk
ibadah pada hari Sabat.
2)
Melayani orang percaya: Pembangunan jemaat
Orang-orang percaya harus diberi makanan yang rohani dan
harus dibangun ke arah kedewasaan di dalam iman. Paulus bukan saja ingin
membawa orang kepada Kristus, melainkan juga ‘memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus’ (Kol.1:28). Dan di dalam surat Efesus Paulus
menulis bahwa Allah memberi rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil,
gembala-gembala dan pengajar-pengajar kepada jemaat ‘untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus’ (Ef.4:12-13).
Bukan
memerintah atau menjalankan kuasa atas orang, melainkan yang terbesar harus menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan; itulah sifat pelayanan gereja. Yesus sendiri menjadikan
diri pelayan di tengah-tengah murid-murid-Nya (Luk.22:25-27). Dan dalam Matius 20:25-28 Ia meminta murid-murid-Nya menjadi
diakonos (pelayan) dan doulos (hamba, budak).
Jangkauan pelayanan itu luas. Bukan
saja pemberitaan Injil dan mengajar (Kis.6:4), melainkan juga memberi makan dan
minum, memberi tumpangan, memberi pakaian, mengunjungi orang-orang yang sakit
atau yang di dalam penjara (Mt.25:37-40), bahkan setiap karunia (kharisma)
yang kita punyai (1 Pt.4:10-11; lihat juga
Rm.12:6-7; Ibr.10:24; 13:1-3,15-16. Tujuan melayani
orang percaya adalah membangun jemaat (1 Kor.14:12,26; Ef.4:15-16).
3)
Melayani dunia:
Penginjilan dan pelayanan kasih
Yesus telah berkata kepada murid-murid-Nya: ‘pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku’. Itulah tugas pertama terhadap dunia. Di
samping itu masih ada tugas lain, yaitu pelayanan kasih di dalam nama Tuhan
kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Pertama-tama bantuan keuangan harus
diberikan kepada saudara-saudara seiman (Kis.11:29; 2 Kor.8:4; 1 Yoh.3:17),
tetapi juga kepada orang-orang yang tidak percaya, bahkan yang mungkin menolak
Injil Kristus. Yesus telah berkata,
‘Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan
dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu besar dan kamu akan menjadi
anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak
tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati,
sama seperti Bapamu adalah murah hati’ (Lk.6:35-36).
Yesus bukan saja menyembuhkan orang-orang yang
menerima-Nya sebagai Mesias, tetapi Dia ‘meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka’ (Lk.4:40).
Gereja juga harus berdoa dan bertindak dalam
situasi-situasi ketidakadilan (secara sosial atau secara politik). Dengan
demikian pelayanan kasih dapat menguatkan pemberitaan Injil dan mencontohkan
Injil yang diberitakan. Tetapi pelayanan kasih tidak pernah boleh menggantikan
pemberitaan Injil atau tugas-tugas gereja yang lain!
Inilah
tugas gereja: menyembah Allah, melayani sesama orang percaya dan melayani
dunia. Ketiga-tiganya harus dikerjakan(!) secara seimbang dengan memperhatikan
panggilan masing-masing anggota jemaat. Mengutamakan satu gampang saja
bisa menyebabkan bahwa tujuan lain diabaikan atau kurang diperhatikan.
Setiap
orang Kristen harus menguji diri dan melihat dalam ‘bidang’ mana Allah memberi
karunia. Yang satu menyumbang lebih banyak waktu untuk ibadah, yang lain untuk
pembangunan jemaat, atau penginjilan, atau pelayanan kasih. Asal gereja sebagai
keseluruhan memberi perhatian yang sama kepada setiap dari ketiga tujuan ini. Baru sesudah itu masing-masing kita
boleh mengatakan: tujuan hidupku telah tercapai, yakni mengenal Allah dan
memuliakan Dia.