Sabtu, 18 April 2020

Yesus Pasti Datang: berjaga-jagalah

Pdt. Marianus T. Waang

Matius 25:1-13
Yesus pasti datang kembali: berjaga-jagalah

Minggu, 5 April 2020
Jemaat rumah[1]
  
Image result for gambar yesus naik ke surgaJemaat Tuhan Yesus Kristus!            Apa kabar semuanya? Hari ini adalah hari Minggu kedua, di mana kita beribadah di rumah masing-masing. Mungkin kita merasa kurang nyaman, sedih dan sepi: biasanya banyak dan ramai; bertemu sesama saudara sejemaat, sekarang sendiri saja. Meski begitu, kita tetap bersyukur dan bersukacita, karena Yesus Tuhan kita ada bersama kita dalam RohNya saat ini.

Dalam dua minggu yang lalu, secara berturut-turut kita mendengar Yesus memperkenalkan diriNya dengan terus terang  kepada murid-muridNya secara khusus: Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16). Orang banyak, yang selalu mengikuti Dia dan merasakan pertolonganNya (makanan dan kesembuhan), hanya mengenal Dia sebatas nabi. Tetapi murid-murid mengenal Dia lebih dari itu. Dia adalah Yang diurapi, Anak dari Allah yang hidup! Pengenalan itu mereka terima dari Allah sebagai karunia (Mat. 13:11)

Setelah itu, Ia membawa mereka lagi ke gunung. Di sana pengakuan para rasul bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah yang hidup itu diteguhkan lagi oleh Bapa di sorga: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Mat. 17:6). Kali ini dengan tambahan perintah: dengarkanlah Dia! Hal ini dilakukan Yesus dalam rangka mempersiapkan murid-muridNya untuk masa sengsaraNya, yakni (penyaliban) yang akan segera terjadi.

Saat ini, kita sedang ada pada masa-masa menjelang sengsara Yesus itu. Tanggl 10 kita merayakan Jumat Agung dan tanggal 12 paskah, jika Tuhan berkenan.
Minggu ini, kita membaca tentang pengajaran Yesus mengenai kedatanganNya yang kedua. Kita akan membicarakan pokok ini dengan memperhatikan dua pertanyaan:
1.       Apakah kita, saudara dan  saya, percaya bahwa Yesus benar-benar akan datang kembali?
2.       Apakah kita, saudara dan saya,  SELALU siap, kapan pun Yesus datang?

Jemaat Tuhan Yesus Kristus!           Sejak kenaikan Yesus ke sorga (seperti diceritakan dalam Kisah 1), kita sudah menunggu hampir 2000 tahun. Waktu yang tidak singkat. Tetapi Yesus belum datang. Ada orang atau kelompok tertentu, terutama kelompok Advent Hari Kejutuh,  yang coba menghitung dan menetapkan hari kedatangan Tuhan itu, tetapi selalu gagal. Yesus sudah bilang: hari dan saat kedatanganNya tidak ada yang tahu. Jadi percuma hitung sana - hitung sini.

Tetapi 2000 tahun adalah waktu menunggu yang terlalu lama bukan? Bukankah Yesus sendiri bilang bahwa Dia akan datang segera? Lalu mengapa begini lama?
Dalam pengalaman kita, lama menunggu membuat kita menjadi bosan dan kesal. Bahkan sesuatu yang tidak terjadi dalam waktu yang lama, biasanya lebih banyak gagal. Misalnya, ayam yang mengeram akan menetas pada waktu 21 hari lebih sedikit. Jika sudah 4 minggu (28 hari) belum menetas, kesimpulannya: telur-telur itu gagal menjadi ayam.
Sudah 2000 tahun dan kedatangan Yesus itu belum terjadi. Mungkin kita sudah mulai bosan dan kesal. Akibatnya kita tidak mau berpikir lagi soal kedatangan itu: “datang ya syukur, tidak datang ya sudah. Daripada sibuk memikirkan hal ini, lebih baik saya sibuk memikirkan karir, masa depan keluarga dan anak-anak saya, dll.” Apalagi saat ini semua orang sedang sibuk dengan corona.

Jadi kedatangan Yesus itu, bagi kita, mungkin sudah seperti telur ayam usia 28 hari yang gagal menjadi ayam itu. Situasi semacam ini mengantar kita pada pertanyaan pertama kita:
Apakah kita, saudara dan saya, masih percaya bahwa Yesus benar-benar akan datang kembali?

Teks kita hari ini adalah bagian dari khotbah atau pengajaran Tuhan Yesus tentang apa saja yang akan terjadi menjelang dan pada akhir dari zaman ini: bencana alam, kelaparan, perperangan dan penyakit. Semua peristiwa ini menelan korban yg luar biasa banyak. Contoh yang paling baru adalah Covid-19. Per 1 April virus ini sudah menguasai 201 negara. Artinya virus ini sudah ada di SELURUH dunia! Kerugian yang ditimbulkan juga luar biasa: Pendidikan anak-anak tidak jalan, ekonomi dunia hancur, hubungan sosial antar sesama berantakan, dll. Sebelum itu, ada perang besar yang dimulai oleh ISIS.  

Ini semua adalah bagian dari tanda-tanda bahwa dunia ini sedang dalam perjalanan menuju akhir sejarahnya. “… dunia ini sedang lenyap dengan segala keindahannya, …” (1Yoh. 2:17). Tanda-tanda ini adalah bukti bahwa kedatangan Tuhan kita yang kedua itu PASTI!

Teks kita hari ini meneguhkan dan menegaskan KEPASTIAN itu. Jika kedatangan Tuhan itu tidak akan terjadi, tentu perumpamaan ini tidak akan ada atau tidak ada gunanya. Dan yang lebih berat lagi: Yesus berbohong. Tetapi itu TIDAK MUNGKIN! Allah tidak berdusta (Bil. 23:19; Tit. 1:2; Ibr. 6:18). Manusia banyak tipunya. Tetapi TUHAN tidak!

Jemaat Tuhan Yesus Kristus!           Di tengah waktu menunggu yang tidak diketahui batasnya ini, kita bisa menjadi bosan dan ragu. Kebosanan dan keraguan ini diperparah lagi oleh situasi dunia yang semakin mengancam, seolah-olah tidak ada masa depan. Yohanes pembaptis pernah mengalami situasi ini. Ia berada di penjara dan mulai ragu: apakah Yesus adalah Dia yang akan datang itu atau bukan? Ketika itu Yesus mengatakan: “… berbahagilah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:6). Kita juga berbahagia, jika kita tidak menjadi kecewa dan menolak Dia! Waktu menunggu yang kelihatan lama adalah ujian imam. Situasi dunia yang semakin kacau dan mengancam adalah bukti dari kepastian kedatangan itu!

Meskipun dunia sudah hampir 2000 tahun menunggu Yesus datang kembali, sebenarnya tidak ada satu orang pun yang menunggu selama itu. Kita semua menunggu rata-rata 60 tahun. setelah itu kita pergi kepada Tuhan kita.   

Renungan Minggu, 12 November: Siap Tanda Bijak | Komsos Manado
Teks kita berbicara tentang kesiapan menyambut kedatangan YANG PASTI itu. Yesus mengumpamakan atau mencontohkan kesiapan menunggu kedatanganNya yang kedua itu dengan kesiapan 10 orang gadis: lima bodoh dan lima bijaksana. Ini membawa kita pada pertanyaan kita yang kedua:
Apakah kita, saudara dan saya, SELALU siap kapan pun Yesus datang?

Sepuluh gadis itu terbagi ke dalam 2 kelompok secara merata: 50:50.  Pembagian yang merata ini menunjukkan bahwa soal masuk ke dalam Kerajaan Sorga bukan soal mayoritas-minoritas, siapa lebih banyak atau lebih kuat dia menang; tetapi soal pribadi: soal masing-masing orang. Siapa yang SELALU siap, dia tidak akan terlambat! Dan karena itu, dia yang akan masuk! Siapa yang masa bodoh, PASTI akan terlambat!

Perhatikan sifat dua kelompok gadis itu: bodoh dan bijaksana. Kata ‘bodoh’ di sini artinya bukan ‘tidak tahu’ (soal intelektual), melainkan ‘tahu tapi enggan atau malas melakukannya’ (sikap iman). Dalam Perjanjian Lama, kata ini selalu menunjuk bukan pada orang yang tidak tahu apa-apa, melainkan pada mereka yang suka melawan Tuhan: tahu tetapi malas atau sengaja tidak melakukannya. Itulah mengapa lawannya (dalam bacaan kita) adalah bijaksana, bukan pintar. Orang bijaksana adalah mereka yang melakukan kehendak Tuhan. Lihat Matius 7:24  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, …”.

Sama seperti 5 gadis bijak, 5 gadis bodoh ini pun tidak tahu kapan atau pukul berapa pada hari itu mempelai laki-laki akan datang. Tetapi mereka tidak mau membawa cadangan minyak. Perhatikan: mereka tidak tahu jam berapa mempelai datang. Artinya mempelai bisa datang lebih cepat, atau bisa juga lebih lambat. Mereka pasti tahu juga bahwa minyak mereka bisa jadi tidak cukup, jika ternyata mempelai datang jauh malam. Maka untuk amannya, mereka seharusnya mempersiapkan minyak cadangan. 
Sayang seribu sayang: mereka tahu bahwa lebih baik memiliki cadangan minyak, tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka lebih suka berpikir bahwa mempelai akan datang sesuasi perkiraan mereka. Ternyata salah! Di sinilah letak kebodohan mereka itu: tidak tahu persis jamnya, tetapi tidak mau berjaga-jaga dengan membawa minyak ekstra. Padahal berjaga-jaga itu adalah perintah Tuhan.

Tetapi bagaimana dengan 5 gadis yang bijak itu? Bukankah mereka tidak memiliki kasih? Mereka tidak mau berbagi. Mereka pelit. Pantaskah orang-orang seperti ini masuk sorga?

Jemaat Tuhan Yesus Kristus!           Yesus tidak sedang mengajarkan di sini bahwa orang-orang yang tidak memiliki kasih akan masuk sorga juga. Sebaliknya, ketidaksediaan mereka untuk berbagi ini memperlihatkan bahwa soal masuk sorga tidak bisa bergantung pada orang lain. Masuk kerajaan Allah tidak bisa mengekor pada kebaikan hati orang atau pada iman orang lain: iman suami, iman istri, iman orangtua, iman pendeta atau iman teman. Iman sendiri, iman tiap-tiap orang kepada Kristuslah, yang menjadikannya sabahat Sang Mempelai dan yang membawanya ke dalam sorga.

Dua kelompok gadis ini adalah gambaran untuk gereja, yakni kita. Yesus berkata bahwa hari dan jam kedatanganNya yg kedua itu tidak ada yang tahu. Ia hanya menyatakan tanda-tandanya, yakni tanda-tanda yang akan terjadi pada saat atau menjelang hari ‘h’ itu: bencana alam, kelaparan, peperangan dan sakit penyakit. Ia akan datang ketika semua orang sedang sibuk dengan urusannya sendiri, seperti pada zaman Nuh: sibuk cari makan dan sibuk urus kawin.  Ia akan datang pada saat yang tidak kita duga, seperti kedatangan seorang pencuri. Karena itu berjaga-jaga adalah sifat iman yang sangat penting (24:23-44).  Kerja untuk makan dan minum tentu saja boleh, malah harus! Tetapi jangan lupa Tuhan! Kerja untuk masa depan keluarga dan karier tidak dilarang. Tetapi jangan lupa Tuhan! Kerja untuk kemajuan dan keberhasilan orang lain itu hal yang diminta oleh Tuhan. Itu adalah bukti kasih kita kepada sesama. Harus dilakukan, tetapi jangan lupa Tuhan! Menikmati keindahan ciptaan Tuhan dan kenikmatan sebagai hasil kerja itu baik, tetapi jangan lupa Tuhan!

Jika kita lupa Tuhan, kita pasti menangis penuh penyesalan yang luar biasa, ketika kita mendengar Tuhan berkata kepada kita pada hari kedatanganNya: “…: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu.” Penyesalan selalu datang terlambat!

Covid-19 yang meluluhlantakkan dunia saat ini, selalu kita lihat sisi buruknya. Benar: virus ini memang buruk, sungguh sangat buruk. Tetapi tahukah kita, bahwa virus ini adalah bagian dari rencana besar Allah? Sadarkah kita bahwa virus ini adalah salah satu tanda yang menegaskan KEPASTIAN kedatangan kedua itu? Melalui Covid-19 kita seolah mendengar suara Tuhan: mempelai datang, songsonglah Dia! Sudah siapkah kita untuk itu?

Karena itu, ada baiknya kita juga melihat sisi baik dari covid-19 ini. Tujuannya adalah agar kita bisa bersyukur dan tetap tenang: 1) Covid-19 memungkinkan kita memiliki cukup banyak waktu bagi kebersamaan keluarga. Pakailah kesempatan ini memperbaiki semua yang kurang selama ini. 2) Covid-19 memungkinkan terjadinya persekutuan dalam masing-masing keluarga: hal yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya. Manfaatkanlah sebagai tanda kesiapan kita menyambut mempelai laki-laki, yakni Tuhan Yesus. 3) Covid-19 memungkinkan penurunan polusi dan kerusakan ozon. Dunia lebih sehat. Nikmatilah dunia ciptaan Tuhan yang dipulihkan. 4) Covid-19 mengajari kita betapa pentingnya menjaga kesehatan, kebersihan dan ketertiban, dst.

Corona memang mematikan, tetapi mari kita tetap bersyukur dan tenang karena hal-hal positif di atas. Rasul Paulus meminta kita mengucap syukur dalam segala hal (1Tes. 5:18). Dalam ketakutan karena corona, ingatlah Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Ingat juga KH Minggu ke- 1.

Jemaat Tuhan Yesus Kristus!            Yesus pasti datang kembali. Karena itu keluarlah dari kelompok gadis yang bodoh, supaya kita berbahagia pada saat kedatanganNya itu. Kitalah orang-orang yang mengasihi Allah, yang terpanggil sesuai dengan rencanaNya itu. Tetaplah dalam keadaan terjaga!
Amin



[1] Kebaktian kedua di rumah masing-masing karena corona

Tidak ada komentar: