Kamis, 08 Maret 2012

Khotbah di Bukit IV

Perzinahan

Matius 5:27-30
27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. 30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

Dalam keenam ayat ini, Yesus berbicara tentang perzinahan: “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah” (ay 27). Firman yang dimaksudkan-Nya ialah hukum yang ketujuh dari Dasa Titah (Kel. 20:14 ; Ul. 5:18; Mat. 19:18). “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (28). Ternyata hukum Kerajaan Allah memandang bersalah tidak hanya apa sudah terjadi atau perbuatan tetapi juga apa yang masih tersebunyi di dalam hati yakni keinginan. Itulah sebabnya mengapa Yesus menyebut: ‘berbahagialah orang yang suci hatinya,karena merekalah yang akan melihat Allah’ (5:8). Dalam kebudayaan dunia Oriental, perempuan kurang mendapat perhatian dari laki-laki. Dalam kebudayaan yang demikian, jika ternyata ada seorang laki-laki yang memandang seorang perempuan, maka pandangan itu ‘berbicara’ banyak, juga bagi perempuan itu. Ada peribahasa kita yang mengungkapkan hal ini dengan baik: ‘dari mana datangnya linta, dari sawah turun ke kali; dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Tatapan sang lelaki menyampaikan keinginan seks yang di dalam hatinya kepada sang perempuan melalui matanya. Hati bertemu hati melalui mata. Persetubuhan terjadi di sana. Itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan bahwa laki-laki itu berdosa dalam keinginannya tetapi bahwa laki-laki itu sudah melakukan perzinahan dengan perempuan itu di dalam hatinya. Salah satu anggota tubuh – yang paling kecil sekalipun – dapat membahayakan seluruh tubuh. “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (ay 29). Demikianlah juga dengan tangan (ay 30). Kalau begitu apakah kita harus memotong setiap bagian tubuh yang akan mendatangkan dosa? Tidak! Sebab itu berarti kita membunuh diri sendiri, karena cepat atau lambat semua anggota tubuh akan habis. Hanya ada satu cara untuk luput dari dosa, yaitu berhati-hati dengan tubuh kita: dengan paha yang mulus, dengan pipi yang lesung, dengan senyum yang menawan, dengan mata yang indah, dengan hidung yang mancung. Waspadalah terhadap kegantengan dan kecantikan kita. Jangan biarkan satu pun anggota tubuh kita menjerat kita dengan dosa. Janganlah mereklamekan tubuh!
Dari kata kerja yang dipakai (moicheuein) nampak bahwa Yesus sedang berbicara tentang perselingkuhan, bukan tentang persetubuhan pada umumnya atau pelacuran karena untuk yang ini kata yang biasanya dipakai adalah (porneuein). Ini tidak berarti bahwa mereka yang belum menikah boleh mengingini dan melakukan perzinahan dengan siapa saja asalkan pasangannya bukan suami atau istri orang. TIDAK!


Sekali lagi Yesus membuka kedalaman hukum Taurat. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hanya memperhatikan apa yang tampak tetapi Yesus memperhatikan sampai kepada apa yang menjadi dasar atau motifnya. Apa yang terjadi di dalam hati adalah dasar dari apa yang terjadi di luar. Di sana, di dalam hati manusia, terdapat akar dari segala persoalan yang terjadi di luar: “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang" (Mrk. 7:21-23). Itulah sebabnya ada firman: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23; bdk. Mat. 12:35).

Tidak ada komentar: