2. Tujuan pemberian karunia Roh
Tujuan pemberian karunia Roh ini berbeda-beda. Menurut Anderson,
karunia-karunia khusus dalam Kisah Para Rasul
– terutama bahasa lidah - dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada
manusia bahwa Injil mencapai seluruh dunia (2:21, 39). Kemudian karunia dalam peristiwa Konelius
bertujuan untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak bersunat tidak perlu
disunat untuk mengambil bagian dalam keselamatan yang telah dikerjakan oleh
Kristus (bdk Gal 3:5). Ia juga berpendapat bahwa tujuan karunia-karunia khusus
dalam Kisah PR berkaitan dengan pemberitaan Injil. Tetapi hal yang menarik
menurutnya adalah bahwa tidak ada satu bukti pun baik dalam PB maupun dalam
gereja-gereja pasca-rasuli bahwa bahasa lidah dipakai dalam rangka pemberitaan
Injil kepada suku-suku yang bahasanya tidak dikenal oleh sang penginjil. [1]
Dari 1 Korintus kita membaca bahwa karunia-karunia Roh,
yang diberikan kepada anggota-anggota jemaat dimaksudkan untuk kebaikan jemaat.
Karunia-karunia itu diberikan untuk kepentingan bersama (1Kor 12:7), untuk
membangun jemaat (1Kor 14:12, bdk ay 26). Di tempat lain Paulus menyebutkan
bahwa karunia-karunia itu dimaksudkan ‘untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Krisus’ (Ef 4:12). Tujuan dari
pekerjaan ‘memperlengkapi’ ini adalah tercapainya tiga hal, yakni kesatuan iman
dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.[2] Singkatnya
karunia-karunia Roh ini dimaksudkan untuk pembangunan gereja sebagai tubuh
Kristus.[3] Dan
yang merupakan tujuan ultimat dari semua ini adalah bahwa karunia itu diberikan
agar Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus (1Ptr 4:11; bdk
Mat 5:16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar