3. Nabi dan nubuat: jabatan dan
karunia
Nabi dan nubuat juga adalah satu pokok yang masih terus
diperdebatkan. Dari daftar karunia di atas, juga dalam KPR (11:27-28 (bdk 13:1;
21:10); 15:32), kita melihat bahwa baik
nabi maupun karunia nubuat dikenal dalam gereja mula-mula. Pertanyaannya adalah
apakah nabi dan karunia bernubuat itu masih ada hingga saat ini? Ada orang yang
mengaku mendengar langsung Tuhan berbicara kepada dia. Contoh yang paling
terkenal adalah Pariadj. [1]
Jacob Nahuway pun dapat dimasukkan dalam kategori ini. Ia mengaku mendapat
pentujuk dari Allah bahwa Fauzi Bowo akan terpilih lagi menjadi gubernur DKI
Jakarta periode 2012-2017: “Saya mendapat wangsit dari Allah bahwa Bapak pasti
terpilih jadi gubernur”. Kalimat ini diucapkan pada 7 Mei 2012 kepada Fauzi
Bowo di hadapan ratusan hamba Tuhan dan jemaat Persekutuan Gereja-gereja
Pantekosta Indonesia (PGPI) sejabodetabek.[2] Dalam kenyataannya, Jokowi dan Ahoklah
yang terpilih! Sungguh memalukan. Fauzi Bowo bisa saja berpikir bahwa ternyata
Allah orang Kristen gemar berbohong. Ini baru dua contoh dari begitu banyak
kelompok dalam gerakan Pentakosta dan Kharismatik, yang berperan sebagai
‘pelihat’ alias nabi zaman ini.
Apakah
benar bahwa nabi masih ada hingga saat ini? Dalam hal ini ada perbedaan pandangan.
Menurut Billy Graham karunia bernubuat pada zaman para rasul terbagi dua. Pertama
adalah penyampaian firman dari Allah melalui nabi. Ini sudah tidak ada lagi
karena kanon sudah lengkap. Kedua
adalah untuk membangun, menasihati dan menghibur jemaat setempat (1Kor 14:3).
Seorang nabi biasanya berkeliling, sedangkan pendeta tidak. Tetapi seiring dengan
waktu karunia bernubuat diberikan kepada pendeta setempat yang mengkhotbahkan
firman untuk membangun jemaat setempat. ‘Pengertian saya adalah bahwa karunia
bernubuat itu digunanakan “dalam pengertian yang lebih luas, untuk menyampaikan
kebenaran kepada umat Allah, bukan dengan penyataan yang langsung, tetapi
melalui mempelajari Firman Allah yang mutlak dan lengkap itu dengan teliti”’.[3]
Ada yang lain lagi seperti Grudem, yang membedakan
otoritas nabi PL dan PB. Menurutnya nabi PB lebih rendah dari nabi PL. Nabi PL
diganti oleh rasul dalam PB. Mereka ini tidak ada lagi. Tetap nabi-nabi PB dan
karunia nubuat itu masih ada hingga Tuhan Yesus datang nanti. Namun karena
otoritas mereka lebih rendah dari
otoritas nabi PL dan rasul, dan kata-kata mereka bukanlah kata-kata Allah
melainkan kata-kata mereka sendiri, maka nubuat mereka perlu diuji. Bahkan
menurutnya, karunia nubuat ini diberikan kepada setiap orang dalam jemaat.[4]
Fee berpendapat lain lagi. Menurutnya Paulus melihat
nabi-nabi yang ada dalam jemaat yang dirintisnya memiliki legitimasi yang sama
dengan para nabi PL. Pertanyaan apakah otoritas nabi PB sama
dengan otoritas nabi PL bukanlah apa yang ada dalam benak Paulus. Karena itu,
menurut Fee pertanyaan tentang otoritas nabi PL dalam kaitan dengan masalah
kanonisasi sama sekali berada di luar pikiran Paulus. Nabi-nabi itu bernubuat
secara spontan. Namun mengenai siapa saja yang memiliki karunia bernubuat, Fee
sama dengan Grudem bahwa karunia itu tersedia untuk semua.[5] Masih ada satu lagi, yakni Peter Wagner dengan
gerakannya The New Apostolic Reformation
(NAR).[6] Menurutnya jabatan nabi dan rasul itu
masih ada hingga saat ini, dengan otoritas dan kewibawaan yang sama seperti
nabi dan rasul PL dan PB. Mereka ini dapat menyampaikan sesuatu yang bersifat
melengkapi apa yang sudah ada (Alkitab), atau yang sama sekali baru.
Jadi
ada setidak-tidaknya empat pandangan tentang nabi dan nubuat: 1) nabi sudah
tidak ada lagi karena kanon sudah ditutup, tetapi karunia nubuat masih ada. 2)
nabi dan karunia itu masih ada, tetapi otoritasnya tidak sama dengan otoritas
nabi PL. 3) nabi PB memiliki legitimasi yang sah, dan tidak perlu dihubungkan
dengan kanonisasi sebab pemikiran yang demikan tidak ada dalam benak Paulus. Dan yang terakhir, 4) nabi masih ada dengan otoritas yang
sama dengan nabi PL dan PB. Manakah yang benar?
Dalam teologi Reformed kita mengaku bahwa nabi sudah
tidak ada lagi karena Alkitab sudah selesai ditulis. Tetapi karunia itu masih
ada. Mereka adalah para pemberita
firman, yang mendapat iluminasi dari Roh Kudus untuk menjelaskan firman yang sudah
tertulis itu tepat seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Memang tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang
mengatakan bahwa kehadiran nabi itu berkaitan dengan kanonisasi. Setelah kanon
ditutup, maka nabi tidak ada lagi. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Namun
keberanian untuk bernubuat dari orang-orang tertentu nampak menyesatkan dan
mempermalukan. Yakobus pernah mengecam orang-orang yang berlagak tahu (4:13)
dan sombong (4:18) bahwa mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa, bahkan untuk
sesuatu yang akan terjadi besok. Ia mengoreksi kesalahan persepsi mereka dan
mengatakan bahwa mereka sebenarnya harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan
hidup dan berbuat ini dan itu” (4:15).
[1] Pengakuan-pengakuannya tentang
hal ini dan yang yang lainya, misalanya bahwa dia diajar langsung oleh Yesus,
bahwa menurut Yesus perjamuan kudusnya itulah perjamuan satu-satunya yang
benar, dll., dapat dibaca dalam majalah Tiberias.
[2] Tim Redaksi, Pdt DR Yacob Nahuway Ngaku Dapat Wangsit,
Foke Terpilih Lagi Jadi Gubernur dalam Warta
Bangsa Warta untuk Semua, edisi 3-Tahun I-2012 (Gambir, Jakarta Pusat: ….),
9.
[3] Billy Graham, op. cit., 222-3
[4] Wayne Grudem, op. cit., …, 396-414.
[5] Gordon D. Fee, op. cit., …, 890-2
[6] NAR juga sering disebut sebagai The Third Wave karena penekanannya pada Sign and Wonders
Tidak ada komentar:
Posting Komentar