TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa
(Ul.
6:4)
Renungan
Renungan
Pdt. Marianus T. Waang, M. Th
Pendahuluan
Bacaan
kita hari ini biasa disebut ‘syema Israel’ (dua kata pertama dari ayat ini). Syema berarti ‘dengar’ (785 kali) atau taat (89 kali).
Terjemahan dlm bhs Belanda lebih menarik karena ‘dengar’ dan ‘taat’ memiliki
akar kata yang sama: hoor (dengar) dan gehoorzaam
(taat). Ini adalah credo orang Yahudi,
diucapkan setidak-tidaknya 2 kali sehari. Dengan credo ini mereka menundukkan
diri kpd pemerintahan YHWH yg Esa dlm segala sesuatu yg mereka kerjakan. Dg
credo ini mereka merasa terpanggil untuk menunjukkan kasih mereka kepada Allah.
Karena kasih itu, mereka rela mati demi credo ini karena YHWH yg Esa ini telah
memiliki mereka sejak dalam kandungan hingga mereka mati nanti. Yesus mengaku
bahwa credo/syema ini adalah hukum yg
terutama dan yang terutama (Mat 22:36-40)
1.
Arti kata echad
Dalam bahasa Ibrani ada kata untuk ‘tunggal’
yaitu yachid. Isak adalah anak yachid, ‘tunggal’ (Kej 22:2, bdk Jer 6:26; Am 8:10). Dalam Mzm
25:16 ‘sebatang kara’. Tetapi di sini dipakai kata bilangan echad, yg juga dipakai untuk hubungan suami
dan istri dlm Kej 2:22 ‘... sehingga keduanya menjadi satu (echad) daging. Kedua kata ini berasal dari akar kata yang sama: dh : h(khet) dan d (dalet).
Dalam bhs Ibrani kuno, khet adalah lambang dari dinding/tembok
sedangkan dalet adalah lambang dari
pintu. Dinding/tembok dan pintu digabung menjadi satu (echad) bangunan. Contohnya adalah Kel 26:6: tenda-tenda Kemah Suci
yg berbeda-beda digabung menjadi satu (echad)
tabernakel; Yeh 37:19: papan Yusuf dan papan Yehuda digabung menjadi satu (echad) papan. Kesimpulan
kita adalah bahwa yachid berarti
‘tidak ada yang lain’, ‘satu-satunya’, the
only, singularity. Tetapi echad
berarti ‘bersama yang lain menjadi satu’, unity
in diversity. Maka terjemahan LAI yang membedakan yachid dg ‘tunggal’ dan echad
dg ‘esa’ adalah tepat, meskipun ‘esa’ sendiri tidak memiliki makna unity in diversity ini.
2. TUHAN itu Allah kita
Musa
sudah memimpin bangsa Israel sampai di padang gurun. Dia tahu bahwa sebentar
lagi dia tidak ada lagi dan Yosua yang akan menggantikan dia. Dia tahu bahwa
generasi pertama (generasi Mesir) sudah punah. Yg sekarang adalah generasi kedua
(genari padang gurun). Mereka tahu siapa itu Elohim. Ia itu Allah. Tetapi Elohim
bukan nama diri. Ini adalah nama Allah yang paling umum. Nama ini juga
dipakai untuk dewa-dewa bangsa-bangsa lain. Nama Yahweh menentukan isi dan arti
nama Elohim. Elohim (atau El) adalah kata umum bagi suatu kuasa
yang disembah sebagai allah. Mungkin arti dasarnya adalah: Yang Perkasa.
Generasi
padang gurun ini bisa menganggap Elohim mereka sama dengan elohim bangsa-bangsa
di sekitar mereka, yg juga punya elohim (dewa) atau baal (tuhan). Padahal
mereka itu bukan TUHAN yg sebenarnya. Mereka hanyalah proyeksi/buatan manusia: mempunyai telinga, tetapi tidak
dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium (Mzm 115:4-6 bdk
135:15-17). Kalau begitu siapakah Elohim mereka, orang-orang Israel? Musa
bilang: itulah YHWH. Dia bukan rekayasa pikiran manusia, tetapi Dia adalah
Elohim yang hidup. YHWH adalah Dia yang dulu ada, yg sekarang ada, dan yang
akan ada. Dialah Allah Abraham, Allah Isak dan Allah Yakub.
3. TUHAN itu echad (esa)
Setelah
tahu bahwa Allah yg mereka sembah sebagai Elohim atau Adonay adalah TUHAN
(YHWH), mereka juga perlu tahu bahwa Dia berbeda dengan elohim bangsa-bangsa
lain yang selalu jamak di luar dirinya (banyak). Ada allah gunung, ada allah lembah, ada allah bumi ada allah
langit, ada allah sungai, ada allah daratan, dll (1Raj 20:23; 2Raj 23:5). Ini
adalah allah-allah spesialis. Spesial ini, spesial itu. Banyak jumlahnya dan
yang satu dapat saja menjadi musuh bagi yang lain. Tidak demikian dengan YHWH.
Ia itu echad.
Kalimat
TUHAN itu esa, memiliki beberapa konsekuensi:
a)
Selain DIA, tidak ada yg lain di luar Dia. Itulah sebabnya Dia
mengatakan bahwa hanya Dialah TUHAN dan tidak ada yang lain (Kel 20:2-3). Di
luar Diri-Nya Dia tidak
boleh diduakan, apa lagi ditigakan, diempatkan dst. Paulus dengan tegas
berkata: ‘… “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang
esa.” Sebab sungguhpun ada apa yang
disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi dan memang benar ada
banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari
pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan
yang karena Dia kita hidup (1Kor
8:4-6).
b)
Tetapi
echad mengistruksikan kejamakan, itulah Bapa, Putra dan Roh Kudus. YHWH
jamak di dalam Diri-Nya sendiri. Kejamakan
ini adalah obyek penyembahan yang sesungguhnya. Yang tidak boleh
disembah adalah semua yang berada di luar
Dia. Bapa, Putra dan Roh Kudus harus disembah karena ketiga-tiganya ada di dalam DIA, yg bernama TUHAN (YHWH) yg
echad itu. Pernahkah kita bertanya
mengapa YHWH selalu menyebut diri-Nya dengan Allah Abraham, Allah Isak dan
Allah Yakub? Di balik sebutan ini terkandung gambaran dari echad. Abraham adalah ‘bapak’ dari semua orang percaya. Ia adalah
gambaran dari Allah sebagai Bapa bagi semua org pilihan dari semua kaum dan
bahasa! Isak adalah anak yang dipersembahkan. Anak tunggal, yachid, satu-satunya. Inilah gambaran
Kristus, Allah Anak, yang mempersembahkan diri bagi pendamaian dunia dengan
Allah. Sama seperti Isak adalah anat tunggal Abraham, demikianlah Kristus Anak
Tunggal, yachid, Bapa. Yang terakhir
adalah Yakub. Ia adalah bapak dari keduabelas suku, yang melahirkan keduabelas
rasul. Oleh pemberitaan
keduabelas rasul ini, dunia dipersekutukkan dengan Bapa dan Anak. Dia adalah leluhur Israel dan gereja, yang
melaluinya kita menerima pertolongan dari dan persekutuan dengan Allah. Maka ia
adalah gambaran dari Roh Kudus yang melahirkan gereja dari segala suku dan bangsa, dan mengantarai persekutuan antara gereja
dengan Bapa dan Anak.
c)
Penyataan-Nya adalah
satu-satunya penyataan yang benar.
d)
Dialah satu-satunya Penebus yang benar: ‘…
selain di dalam Dia, … di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain… yang
olehnya kita dapat diselamatkan’ ( Kis 4:12).
Aplikasi:
Di
dunia ini ada tiga agama yg disebut sebagai agama monotheis, yang menyembah
hanya satu Tuhan, yaitu agama Yahudi, Kristen dan Islam. Ketiganya sebenarnya
tidak sama. Orang yahudi tidak memahami diversitas dalam ‘syema’ mereka. Esa
bagi mereka berarti ‘tunggal’, ‘satu-satunya’. Begitu jugalah orang Islam.
Tetapi mereka menambah ‘syema’/ ‘tauhid’ mereka dengan satu lagi, yaitu
pengakuan akan Muhammad sebagai nabi. Ini membedakan mereka dengan Israel. Kita, orang Kristen, berbeda baik
dengan Yahudi maupun Islam. Syema kita adalah bahwa TUHAN yang echad itu terdiri atas tiga pribadi yang
berbeda: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Tiga yang berbeda ini tergabung dalam satu Hakekat
Ilahi, seperti bagian-bagian yang berbeda dari Kemah Suci bergabung dan menjadi
‘satu’ Kemah, seperti suam-istri (dua orang yg berbeda) menjadi ‘satu daging’. Kenyataan
ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa agama Yahudi menyembah YHWH tanpa
mengenal-Nya secara baik. Islam lebih parah lagi. Mereka mengambil konsep
monotheisme Yahudi, mengosongkannya dan mengisinya dengan konsep yang lain.
Dua hal pokok kita pelajari dari bacaan kita:
a)
Oleh
karena YHWH-lah satu-satunya Allah yang benar, wahyu dari Dialah satu-satunya
wahyu yang benar, Penebus yang diutus-Nya-lah satu-satunya Penebus yang benar, maka
semua yang disebut Tuhan atau Allah di sekitar kita pastilah bukan Allah atau
Tuhan yang benar!
b)
TUHAN atau Allah itu echad bukan yachid. Artinya di dalam DIA ada
kejamakan. Maka konsep
Tritunggal dalam kekristenan bukanlah syirik¸melainkan
konsep yang benar dari Allah yang benar.
Amin!
2 komentar:
Terima kasih. God bless
Posting Komentar